Senin, 12 Oktober 2015

Tentang Kami

Hai Sobat Gempa, terima kasih sebelumnya sudah mau mengunjungi blog ini. Perkenalkan, kami terdiri dari 5 mahasiswa STIKOM LSPR Jakarta yang ingin mencoba mengadakan sebuah kegiatan positif. Kami berharap ini bisa membuka hati teman-teman untuk turut serta ikut dalam kampanye Anti Pelecehan Seksual pada Anak. Agar kampanye ini nantinya bisa sampai pada telinga Komisi Perlindungan Anak dan Badan Hak Asasi Manusia Anak dan Wanita. Berikut sekilas tentang kami:
Devara Haidi, satu-satunya author tertampan di blog ini ☺️
Gabriella Edny, satu-satunya author tertegas di blog ini ☺️
Putri Alvinta, satu-satunya author tercantik di blog ini ☺️
Siti Nur Aisha, satu-satunya author terunik di blog ini ☺️
Veritasya Putri, satu-satunya author terimut di blog ini ☺️

Semoga sobat GEMPA gak bosan ya dengan kami para author terasik di blog ini. Selamat membaca ☺️
Read More




Senin, 05 Oktober 2015

#LetsgoGEMPA Episode 2

Dear Sobat GEMPA, kali ini kami akan mewawancarai mahasiswa LSPR lainnya yang cukup
terkenal juga di kampus ini. Dia adalah Bukie Basudewa Mansyur, Mr LSPR 2015. Ternyata, Bukie juga menaruh perhatian tinggi loh terhadap kasus pelecehan seksual terhadap anak-anak. Terlihat dari antusias Bukie dalam menjawab pertanyaan saat kami melakukan wawancara dengannya.

Bukie memiliki pengertiannya sendiri terhadap apa itu pelecehan seksual terhadap anak. Menurutnya ialah suatu tindakan yang sangat membuat sobat GEMPA kesal bila mendengar kasus seperti itu di berita. Anak-anak yang berusia dibawah umur, itu masih dalam tahap hidup yang masih membutuhkan bimbingan dari orang tua. Untuk membentuk personality menjadi orang yang baik, mereka masih belum bisa membedakan mana hal baik dan buruk.

Dengan tindakan inilah, the cognition of the child's mind might differ from what he/she could have gotten if he/she didn’t get sexually abused. Namun saat ditanya perlakuan seperti apa yang bisa dikatakan pelecehan seksual, Bukie berpendapat bahwa tindak pelecehan itu bergantung pada si pelaku.

Saat ditanya kira-kira apa penyebabnya seseorang melakukan pelecehan seksual, Bukie bilang mungkin si pelaku mempunyai masa lalu yang cukup buruk sekali sehingga dia suka berbuat semena-mena dengan anak dibawah umur. "But again, I can't know for sure, I'm not a psychiatrist." Sebagai Mr LSPR, Bukie berkeinginan untuk membuat kampanye di LSPR tentang melawan pelecehan seksual terhadap anak, guna meningkatkan kepedulian mahasiswa dengan anak-anak disekitar mereka agar terhindar dari pelecehan seksual.

Pada akhir wawancara, kami mengajak Bukie untuk menjadi sobat GEMPA. “Tent saya mau berpartisipasi. Karena korban pelecehan seksual butuh dibantu dan dibimbing agar tidak ada curbing lainnya. Therefore i want to be a part of the people that make a change in this life, because i believe that these kids need a chance to live a normal life”.

Kalau Bukie yang merupakan Mr LSPR 2015 saja mau menjadi sobat GEMPA, bagaimana dengan kamu?


Mari selamatkan generasi muda #LetsgoGEMPA
Read More




#LetsgoGEMPA Episode 1

#LetsgoGEMPA merupakan nama kampanye yang kami gunakan untuk mengkampanyekan Gerakan Anti Pelecehan Seksual terhadap Anak. Salah satu langkah pertama kami adalah dengan membangun kepedulian orang dewasa akan pentingnya mencegah anak-anak menjadi korban pelecehan seksual.  Kampanye ini kami mulai dari lingkungan yang paling dekat dengan kami, yaitu lingkungan kampus.

Pada episode 1 ini, kami akan mengajak Rio Yudhoyono menjadi mahasiswa London School of Public Relations pertama yang menjadi sobat GEMPA. Rio Yudhoyono, yang akrab disapa Rio merupakan President Student League yang baru saja terpilih dalam masa jabatan 2015-2016. Rio merupakan salah satu mahasiswa aktif di kampus karena banyak berperan dalam kegiatan kampus. Rio juga memiliki perhatian khusus mengenai hal-hal yang berkaitan dengan anak-anak dan generasi muda.
Sebelum mengajak Rio menjadi sobat GEMPA, kami ingin mengetahui terlebih dahulu pengertian Rio mengenai pelecehan seksual terhadap anak. Menurut Rio, pelecehan seksual terhadap anak adalah sebuah tindakan yang dilakukan oleh seseorang terhadap anak berkaitan dengan orientasi seks seperti kemaluan anak. Menurut Rio, seseorang yang menyentuh bagian tubuh vital anak sudah dapat dikategorikan sebagai tindakan pelecehan seksual.

President Student League terpilih ini, juga menyebutkan penyebab seseorang melakukan pelecehan seksual kepada anak. Seperti pelampiasan nafsu seseorang dan bisa juga dipicu karena sudah menjadi penyakit kelainan dalam diri seseorang. Rio juga mengungkapkan bahwa “Upaya dasar untuk mencegah perlakuan pelecehan seksual adalah dengan membekali anak dengan pengetahuan seksual. Seperti memberi tahu bagian tubuh pribadi mereka yang memang tidak boleh disentuh oleh orang lain.”

Pembekalan semacam ini dapat memberi pengertian kepada anak tentang seperti apa seharusnya mereka diperlakukan oleh orang dewasa. “Perilaku pelecehan seperti apapun bentuknya pasti akan memberikan dampak negatif. Untuk dampak jangka pendek adalah trauma. Sedangkan untuk jangka panjang, bisa berpengaruh pada psikis dan fisik anak tersebut.” Tutur Rio, ketika kami bertanya tentang dampak pelecehan anak. 

Maka dari itu, sangat penting bagi sobat GEMPA untuk menjaga anak-anak agar tidak ada korban berikutnya. Karena pelaku pelecehan seksual ini tidak dapat dilihat secara kasat mata. Sehingga kadang sulit bagi anak untuk membedakannya. Rio pun mengimbau bagi para orang tua dan juga sobat GEMPA untuk memberikan edukasi seks sedini mungkin agar anak selalu aman dan nyaman.

Di akhir wawancara kami dengan Rio, kami bertanya sekaligus mengajaknya untuk menjadi sobat GEMPA dan membantu untuk menyebarkan kampanye ini. Dan dengan yakin ia menjawab “Tentu saja, saya akan berada di barisan terdepan dalam Campaign Let's Go GEMPA ini. Karena anak adalah aset bangsa yang sangat berharga.”

Itulah tuturan Rio, President Student League STIKOM LSPR yang baru saja bergabung menjadi  sobat GEMPA, bagaimana dengan kamu?


Mari selamatkan generasi muda #LetsgoGEMPA
Read More




Minggu, 04 Oktober 2015

Guru SD Paksa 6 Siswa Lakukan Oral Seks


PEKANBARU - Seorang guru SDN Pematang Reba, Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), Riau berinisial Z ditangkap polisi. Guru cabul ini diamankan karena memaksa anak didiknya melakukan oral seks.

"Korbann pencabulan yang dilakukan Z sudah ada enam orang," kata Kasat Reskrim Polres Inhu AKP Taufik Suardi kepada okezone Senin (2/3/2015).

Para korban pencabulan itu adalah A, B, F, Z, M, dan N. Mereka berusia antara 8 dan 9 tahun. Dari pengakuan korban, oknum guru bejat ini melakukan aksi tak senonoh tersebut di perpustakaan sekolah.

Modusnya adalah, pelaku mengajak satu per satu korbannya ke perpustakaan. Di tempat ini, para korbannya suruh menutup matanya sampai ada perintah buka mata. Korban suruh menebak benda apa yang masuk dalam mulut mereka.

Rupanya, saat siswi pejam mata, pria bejat ini mengeluarkan alat kelaminnya. Kemudian Z memasukan kelaminnya ke mulut korbannya (melakukan oral seks) "Pelaku ditangkap tanpa perlawanan dan sudah mengakui perbuatannya," ucapnya.


(lis)

Read More




Siswi SMP di Manado Dilecehkan Adik Kelas

Maya (13) siswi salah satu SMP di Kota Manado dilaporkan menjadi korban pelecehan seksual yang dilakukan adik-adik kelasnya. (Ilustrasi/Sindonews).
A+ A-
MANADO - Maya (13) siswi salah satu SMP di Kota Manado dilaporkan menjadi korban pelecehan seksual yang dilakukan adik-adik kelasnya. 

Kasus ini terungkap saat orang tua korban inisial SA, datang ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polresta Manado untuk melaporkan kejadian tersebut, Selasa (8/9/2015).

Informasi yang dirangkum, SA yang merupakan warga Kecamatan Singkil, tak terima saat mendengar kesaksian anaknya yang menjadi korban pelecehan teman-teman pria sebayanya, sehingga membuat anaknya malu untuk pergi ke sekolah. 

Adapun peristiwa ini terjadi pada Jumat 4 September lalu. Bermula saat korban yang masih duduk di bangku kelas VIII, disuruh gurunya untuk mengantarkan kertas absen di tiap kelas. Korban pun lalu mengajak teman perempuannya untuk menemaninya menjalankan tugas tersebut.

Namun, saat korban memasuki ruang kelas VII, para pelaku, yakni para adik kelasnya langsung mengelilingi korban, memeluk sambil memegang buah dada korban. 

Sontak saja, korban langsung berupaya berontak dan menjauhi para siswa laki-laki tersebut. Nekadnya, ada seorang siswa yang sampai berani memasukan tangannya ke dalam rok korban.

Terkait laporan tersebut, Kasubbag Humas Polresta Manado Iptu Agus Marsidi membenarkan adanya laporan tersebut. 

“Orang tua korban sudah datang melapor, dan kasusnya sudah ditangani unit perlindungan perempuan dan anak,” katanya.


Read More




Kakek 70th Jual 2 Saudari Kepada Lelaki Hidung Belang

Berikut juga contoh kasus yang tidak patut dilakukan oleh seorang kakek kepada kedua saudari gadisnya.Merdeka.com - Demi terpenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, seorang kakek berusia 70 tahun berinisial KMD tega menjual saudara perempuannya sendiri kepada para pria hidung belang diJakarta. Kakek yang tinggal di Jalan Kepanduan II RT001/005, Penjagalan, Penjaringan, Jakarta Utara, ini pada Rabu (19/8) lalu, diketahui melakukan perdagangan (human trafficking) atas saudari jauhnya yaitu SW (17) dan teman SW yaitu ES (20) yang merupakan warga Lampung.

"Jajaran Polsek Metro Penjaringan Jakarta Utara membekuk seorang pria dengan inisial KMD (70) karena terbukti melakukan tindak pidana perdagangan orang," Kata Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Pol Susetio Cahyadi di Polsek Metro Penjaringan, Jakarta Utara, Senin (24/8).

Susetio menjelaskan, kedua korban ini saat kejadian sedang berada di Bekasi Timur untuk cari pekerjaan, namun tak kunjung dapat. Akhirnya orangtua SW meminta KMB untuk menjemput korban dan mengantarkan korban membeli tiket bus untuk ke Palembang, tempat tinggal neneknya.

Usai mendapat amanah tersebut, KMD pun langsung menjemput keduanya dan dibawa ke Jakarta untuk membeli tiket. Namun sesampainya di Jakarta, KMB ternyata mempunyai niat buruk. KMB berniat menjual kedua korban ke pria hidung belang di Jakarta.

"Pelaku ini dibantu oleh temannya DNG (DPO). Sesampainya di Jakarta, kedua korban dibawa secara terpisah. Dengan alasan mengajak makan, korban pun dilakukan perdagangan. Korban ES diajak pelaku DNG ke sebuah motel sedangkan korban SW dibawa KMB ke sebuah kafe milik KMD," ucapnya.

Susetio menjelaskan, ES melakukan perlawanan dengan mengancam akan berteriak saat tahu dirinya berada di sebuah lobi motel di daerah Penjagalan, Jakarta Utara. Sedangkan SW menolak saat ditawarkan kerja sebagai kasir di kafe yang sekaligus merangkap sebagai pelayan tamu hidung belang.

"Karena kedua korban menolak dan mengancam berteriak, pelaku KMB dan DNG pun akhirnya membawa keduanya ke rumah KMD. Ternyata sesampainya di rumah KMB, para pria hidung belang sudah menunggu mereka di sana. Kedua korban yang merasa takut namun tak bisa melawan karena diancam pelaku dengan senjata tajam ini akhirnya menemani para lelaki tersebut," jelasnya.

Kemudian, keesokan harinya Kamis (20/8) lalu, ketika pelaku sedang lengah, SW berhasil menelepon neneknya di Palembang bahwa dirinya bersama ES masih berada di rumah KMB dan belum dibelikan tiket bus. Orangtua SW, yaitu YL (39) pun menelepon KMB. KMB pun mengiyakan, dengan alasan belum ditransfer biaya transportasi tersebut.

"Pelaku meminta ke orangtua korban SW uang sebesar Rp 10 Juta untuk biaya transportasi korban ke Palembang dan harus dikirim sebelum tanggal 21 Agustus pukul 09.00 WIB. Jika tidak dikirim, pelaku mengancam menjual kedua korban ke pria hidung belang," paparnya.

Namun belum sempat ditebus, pada Jumat (21/8) pukul 03.45 WIB, ketika pelaku KMB sedang tertidur, kedua korban berhasil mengambil kunci sepeda motor pelaku dan berhasil melarikan diri. Mereka kemudian langsung melapor ke Polsek Penjaringan untuk ditindaklanjuti kasus ini.

"Pihak kami pun langsung sigap menanggapi laporan kedua korban tersebut. Selanjutnya kami berhasil menangkap pelaku KMD di rumahnya saat sedang tertidur, sedangkan pelaku DNG sampai saat ini masih DPO," ungkap Kapolsek Metro Penjaringan AKBP Ruddi Setiawan.

Lanjut Ruddi, pelaku dibekuk bersama barang bukti berupa dua buah handphone, satu unit sepeda motor Honda Vario nopol B 3858 UCJ, sebilah badik bergagang san bersarung kayu warna hitam serta dua buah pisau dapur yang selama ini disimpan oleh kedua pelaku untuk berjaga jaga saat keadaan amat terdesak.

"Kedua pelaku ini kami kenakan pasal 2 ayat 1 UU RI nomor 21 Tahun 2007, dengan pidana penjara paling singkat 3 tahun dan paling lama 15 Tahun dan denda paling sedikit Rp 120 juta," tutupnya.
Read More




Nenek Ganjen Paksa Cium Remaja


Sobat GEMPA, kasus kali ini terjadi pada bocah lelaki Tionghoa. Mirisnya saat bocah lelaki melintas di suatu jalan bertemu dengan seorang nenek ganjen. Berikut beritanya...

Liputan6.com, Jakarta Sebuah kamera pengawas (CCTV) yang ada di dalam lift menggambarkan sebuah kejadian yang tak menyenangkan. Seorang perempuan yang sudah berusia tua atau bisa disebut nenek-nenek diperkirakan berusia 60 tahun, nampak mendekati remaja pria kemudian berusaha mencium bibir remaja ini.
Remaja ini nampak kaget dan mundur. Tapi sang nenek 'ganjen' ini kembali mencium bibir namun remaja tersebut langsung mundur ke belakang dan mendorong wanita ini. Entah apa alasannya sang nenek melakukan hal ini kepada remaja berambut hitam lurus ini.
Rekaman kejadian ini muncul di berbagai media di Cina, termasuk Jiangsu Television. Tak diketahui dengan jelas apa yang selanjutnya terjadi seperti pelecehan seksual atau hal lain. Lokasi dan waktu kejadian juga tak diketahui dalam video yang berdurasi kurang dari satu menit ini.
Banyak yang berspekulasi bahwa remaja ini merupakan cucu wanita ini. Namun dari video rekaman nampaknya bertentangan dengan hal tersebut.

Read More




Akibat Fatal Dari Pelecehan Seksual

Dear sobat GEMPA ini merupakan salah satu contoh kasus fatal dari pelecehan seksual pada anak...

Metrotvnews.com, Jakarta: Polisi telah mengantongi identitas mayat bocah wanita ditemukan di dalam sebuah kardus. Bocah tersebut diketahui duduk di kelas dua Sekolah Dasar (SD).

"Identitas sudah diketahui. Namanya Putri, siswi SD kelas dua di Rawa Lele Kelurahan Kali Deres, Jakarta Barat," kata Kapolsek Kalideres Komisaris Polisi Dermawan Karo Sekali saat dihubungi Metrotvnews.com, Sabtu (3/10/2015).

Polisi juga telah menghubungi orangtuanya. Pihak keluarga kemudian ke Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur. "Posisi mayat di RS Polri. Masih belum bisa diambil keluarga," ucapnya.

Warga Kalideres, Jakarta Barat, heboh dengan penemuan mayat seorang anak perempuan di dalam kardus, Jumat malam, 2 Oktober. Mayat tersebut ditemukan tepat di pinggir jalan tol. Laporan yang diterima kepolisian, mayat perempuan dalam kardus itu tanpa dilengkapi identitas. Polisi memperkirakan, usia bocah tersebut antara 8-10 tahun.

Mayat anak perempuan dalam kardus itu ditemukan dalam kondisi mulut tersumpal kaos putih serta ditutup lakban warna cokelat. Posisi kaki dan tangan mayat juga dalam kondisi terikat.

Polisi juga menemukan bercak darah di hidung dan kuping kiri korban. Bukan hanya itu, polisi pun menemukan luka gores sekitar 10 sentimeter di pinggang kiri mayat tersebut. Korban juga diduga sempat diperkosa sebelum dibunuh. Sebab, polisi menemukan bekas darah di kelamin korban.
YDH
Read More




What About Sex Education..?

Dear sobat GEMPA, perlukah kita berikan anak sex education? Sepertinya memang penting ya, karena nantinya  anak akan menambah ilmu bagi anak itu sendiri. Supaya anak kenal dengan anatomi organ tubuh yang dapat dilanjutkan pada reproduksi seksual. Mengajarkan pendidikan seks kepada anak dapat membantu menghindarkan anak dari risiko negatif perilaku seksual.

Dengan sendirinya nanti anak akan bisa mencerna mengenai seksualitas berikut dengan akibatnya. Pendidikan seks juga akan mengenalkan pada anak mengenai tanggung jawab pribadi mesti dijaga sebaik mungkin. Namun, masih banyak orang tua merasa segan dan risih untuk membahas seks dengan anak-anak mereka. Dan mungkin juga anak sobat GEMPA merasa lebih risih untuk memulainya lebih dulu. 

Sobat GEMPA, pendidikan seks wajib diberikan orang tua kepada anak-anak sedini mungkin. Dimulai saat anak memasuki playgroup (usia 3–4 tahun). Karena pada usia ini anak-anak sudah mulai mengerti mengenai organ tubuh mereka yang kemudian pula dilanjutkan dengan pengenalan organ tubuh internal mereka.

Pelajaran sederhana yang bisa diajarkan adalah dengan menyebutkan bagian-bagian tubuh. Sebaiknya menggunakan bahasa yang baik, benar, dan sopan, untuk memperlihatkan kepada mereka bahwa tidak ada satu pun bagian dari tubuh mereka yang aneh atau memalukan. Banyak orang tua memberi tahu anak-anak bahwa bagian tubuh yang tertutup pakaian renang bersifat pribadi dan khusus. 

Maka dari itu sobat GEMPA, sex education mungkin adalah hal penting yang perlu diajarkan. Supaya anak tidak menjelajah dunia luar sendiri tanpa pengawasan dari orang tua. Sebab kita tidak tahu apa yang anak telah jelajah diluar dari lingkungan rumah. Pembelajaran awal untuk bisa menentukan kemana arah anak akan berpikir mengenai sesuatu agar tidak tersesat nantinya.
Read More




Lebih Baik Mencegah Daripada Mengobati

Dear Sobat GEMPA, seperti yang kita ketahui kalau pelecehan seksual adalah aktivitas seksual yang semena-mena terhadap anak-anak termasuk menunjukkan alat kelamin ke anak, menunjukkan gambar atau video porno, memanfaatkan anak untuk hal berbau porno, memegang alat kelamin, menyuruh anak memegang alat kelamin orang dewasa, kontak mulut ke alat kelamin atau penetrasi vagina atau anus anak – baik dengan cara membujuk maupun memaksa.
Pelecehan seksual bisa menimpa siapa saja loh sobat GEMPA, baik terhadap anak lelaki ataupun anak perempuan. Nah untuk kita harus kompak dengan lingkungan, harus bisa saling mengingatkan untuk menjaga satu sama lain, bisa minta tolong melalui keluarga, teman, atau kerabat dari sobat GEMPA. Seperti contoh pencegahan dari rumah:

1. Tumbuhkan Keberanian Pada Anak
Sobat GEMPA harus mengajarkan kepada anak apabila diperlakukan tidak baik sama seseorang, harus berani menolak. Dia harus berani melaporkan ancaman tindakan kekerasan kepada orang yang dapat melindunginya, seperti orang tua, petugas keamanan, guru di sekolah, dll. Ajarkan anak-anak untuk tidak panik dan takut jika diancam seseorang atau diiming-imingi imbalan tertentu.

2. Memberikan Pakaian Yang Tidak Terlalu Terbuka
Untuk menghindari tindakan yang tidak diinginkan terjadi pada anak sobat GEMPA. Selalu ajarkan untuk memakai baju yang sopan dan tertutup jika pergi tanpa dampingan orang tua. Karena dengan pakaian yang terbuka akan semakin menarik perhatian para pelaku kejahatan seksual pada anak.

3. Memperkenalkan Fungsi Organ Intim
Hal yang tidak kalah penting adalah memberikan pengertian mengenai organ intim. Berikan pengertian bahwa organ intim adalah privasi yang tidak boleh orang lain mengetahuinya. Sobat GEMPA juga harus ajarkan pula mengenai hak privasi yang harus dimiliki oleh anak-anak.

4. Mengajarkan Nilai-Nilai Agama
Nilai-nilai keagamaan perlu sobat GEMPA tanamkan untuk menumbuhkan semangat tanggung jawab pada pribadi anak. Banyak hal positif yang dapat diambil dari mengajarkan nilai-nilai keagamaan. Seperti keadilan, kejujuran, kedisiplinan, respect terhadap kebaikan dan berani menolak kejelekan.

5. Jalin Komunikasi Dengan Anak
Jalin hubungan komunikasi sobat GEMPA harus senyaman mungkin dengan anak. Orang tua adalah tempat pengaduan segala keluh kesah anak. Minta anak supaya terbuka mengenai segala aktivitas yang telah dikerjakan. Jadilah orang tua yang siap menjadi tempat curahan hati bagi anak.
Read More




Kondisi Psikis Anak

Psikolog Roslina Verauli menyampaikan pada kicauan nya di twitter bahwa satu dari dua anak perhari menjadi korban pelecehan sex yang melapor ke KPAI. Bisa Sobat GEMPA bayangkan itu terhitung bagi yang melapor, besar kemungkinan banyak diluar sana yang tidak melaporkan kondisi serupa ke KPAI untuk mendapat penanggulangan. KPAI sendiri menyatakan bahwa Indonesia kini dalam kondisi darurat kejahatan seksual anak. Dalam website resmi KPAI dikatakan bahwa pada tahun 2014 terdeteksi sebesar 62 persen dari semua kasus pelanggaran terhadap anak adalah pelecehan seksual. Erlinda sebagai Sekretaris KPAI mengatakan fenomena pelecahan seksual terhadap anak sudah sering diingatkan sejak 5-10 tahun lalu, namun pemerintah seperti abai dan tidak menganggapnya penting. Padahal dampak dari peleceha seksual pada anak sangatlah mengkhawatirkan.
Berbicara mengenai dampak psikologis sudah banyak para psikolog yang mulai menyampaikan betapa psikis anak sangat terganggu akibat pelecehan seksual. Menurut Psikolog Anak Maria M. Psi, dampak psikologis pada korban biasanya tidak berbeda jika ditinjau dari jenis kelamin anak. Dampak akan terlihat berbeda jika ditinjau dari karakteristik kepribadian atau temperamen anak. Anak yang cenderung terbuka, mudah beradaptasi dan bermuatan energi positif akan cenderung lebih mudah pulih dari trauma mereka. Sedangkan anak-anak yang cenderung tertutup, sulit beradaptasi, bermuatan energi negatif dan  sensitif akan membutuhkan waktu yang lebih lama dan upaya yang lebih besar untuk pulih dari trauma mereka. Selain karakteristik kepribadian, jenis pelecehan seksual yang dialami juga memberikan dampak yang berbeda. Pelecehan fisik biasanya meninggalkan trauma yang lebih besar dibandingkan pelecehan verbal. Selain itu, frekuensi dan durasi terjadinya pelecehan seksual juga berpengaruh terhadap dampak yang ditimbulkan. Semakin sering frekuensinya, atau semakin lama durasinya, maka trauma yang ditimbulkan pada anak juga semakin besar. Semakin besar trauma yang ditimbulkan, maka semakin panjang waktu pemulihan yang dibutuhkan. 
Psikolog Anak yang berpraktek di Jakarta barat ini juga menjelaskan mengenai dampak trama yang timbul pada psikis anak pasca terjadinya pelecehan seksual. Menurutya, keadaan trauma yang ditimbulkan sebagai dampak dari kejadian pelecehan seksual dapat terlihat dari perilaku korban. Seorang anak yang sedang dalam keadaan trauma biasanya menunjukkan adanya penurunan derajat aktivitas, penurunan minat sosialiasi, mengalami mimpi buruk, peningkatan perilaku cemas atau takut akan hal-hal yang sebelumnya tidak ia khawatirkan, bahkan kesulitan tidur. Jika hal tersebut tidak segera tertangani, maka anak tidak akan mampu menyesuaikan diri dan melakukan aktivitas sehari-hari sesuai dengan usianya. Hal tersebut berdampak sangat besar dalam optimalisasi tumbuh kembang anak.

                  Oleh karena itu melaui artikel ini GEMPA ingin mengajak Sobat GEMPA untuk lebih sadar akan bahayanya pelecehan seksual yang terjadi pada anak. Kita dapat menularkan kepedulian kita terhadap kondisi ini dengan menyebarkan informasi atas betapa buruknya dampak yang terjadi bila seorang anak terkena pelecehan seksual. Tentunya GEMPA sangat mengharapkan partisipasi para pembaca untuk menyebarkan informasi ini dengan berbagi link ini. Semakin banyak yang mengetahui dampak buruknya pelecehan seksual terhadap anak, diharapkan semakin tinggi pula kehati-hatian kita menjaga anak serta adik-adik kita dari perlakuan yang sangat berpengaruh buruk baginya kelak.
Read More




Return to top of page
Powered By Blogger | Design by Genesis Awesome | Blogger Template by Lord HTML