Psikolog
Roslina Verauli menyampaikan pada kicauan nya di twitter bahwa satu dari dua
anak perhari menjadi korban pelecehan sex yang melapor ke KPAI. Bisa Sobat
GEMPA bayangkan itu terhitung bagi yang melapor, besar kemungkinan banyak
diluar sana yang tidak melaporkan kondisi serupa ke KPAI untuk mendapat
penanggulangan. KPAI sendiri menyatakan bahwa Indonesia kini dalam kondisi
darurat kejahatan seksual anak. Dalam website resmi KPAI dikatakan bahwa pada
tahun 2014 terdeteksi sebesar 62 persen dari semua kasus pelanggaran terhadap
anak adalah pelecehan seksual. Erlinda sebagai Sekretaris KPAI mengatakan
fenomena pelecahan seksual terhadap anak sudah sering diingatkan sejak 5-10 tahun
lalu, namun pemerintah seperti abai dan tidak menganggapnya penting. Padahal
dampak dari peleceha seksual pada anak sangatlah mengkhawatirkan.
Berbicara
mengenai dampak psikologis sudah banyak para psikolog yang mulai menyampaikan
betapa psikis anak sangat terganggu akibat pelecehan seksual. Menurut Psikolog
Anak Maria M. Psi, dampak psikologis pada korban biasanya tidak berbeda jika
ditinjau dari jenis kelamin anak. Dampak akan terlihat berbeda jika ditinjau dari
karakteristik kepribadian atau temperamen anak. Anak yang cenderung terbuka,
mudah beradaptasi dan bermuatan energi positif akan cenderung lebih mudah pulih
dari trauma mereka. Sedangkan anak-anak yang cenderung tertutup, sulit
beradaptasi, bermuatan energi negatif dan sensitif akan membutuhkan waktu
yang lebih lama dan upaya yang lebih besar untuk pulih dari trauma mereka.
Selain karakteristik kepribadian, jenis pelecehan seksual yang dialami juga
memberikan dampak yang berbeda. Pelecehan fisik biasanya meninggalkan trauma
yang lebih besar dibandingkan pelecehan verbal. Selain itu, frekuensi dan
durasi terjadinya pelecehan seksual juga berpengaruh terhadap dampak yang
ditimbulkan. Semakin sering frekuensinya, atau semakin lama durasinya, maka
trauma yang ditimbulkan pada anak juga semakin besar. Semakin besar trauma yang
ditimbulkan, maka semakin panjang waktu pemulihan yang dibutuhkan.
Psikolog
Anak yang berpraktek di Jakarta barat ini juga menjelaskan mengenai dampak
trama yang timbul pada psikis anak pasca terjadinya pelecehan seksual. Menurutya,
keadaan trauma yang ditimbulkan sebagai dampak dari kejadian pelecehan seksual
dapat terlihat dari perilaku korban. Seorang anak yang sedang dalam keadaan
trauma biasanya menunjukkan adanya penurunan derajat aktivitas, penurunan minat
sosialiasi, mengalami mimpi buruk, peningkatan perilaku cemas atau takut akan
hal-hal yang sebelumnya tidak ia khawatirkan, bahkan kesulitan tidur. Jika hal
tersebut tidak segera tertangani, maka anak tidak akan mampu menyesuaikan diri
dan melakukan aktivitas sehari-hari sesuai dengan usianya. Hal tersebut
berdampak sangat besar dalam optimalisasi tumbuh kembang anak.
Oleh karena itu melaui artikel
ini GEMPA ingin mengajak Sobat GEMPA untuk lebih sadar akan bahayanya pelecehan
seksual yang terjadi pada anak. Kita dapat menularkan kepedulian kita terhadap
kondisi ini dengan menyebarkan informasi atas betapa buruknya dampak yang
terjadi bila seorang anak terkena pelecehan seksual. Tentunya GEMPA sangat
mengharapkan partisipasi para pembaca untuk menyebarkan informasi ini dengan
berbagi link ini. Semakin banyak yang mengetahui dampak buruknya pelecehan
seksual terhadap anak, diharapkan semakin tinggi pula kehati-hatian kita
menjaga anak serta adik-adik kita dari perlakuan yang sangat berpengaruh buruk
baginya kelak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar