Minggu, 04 Oktober 2015

Kondisi Psikis Anak

Psikolog Roslina Verauli menyampaikan pada kicauan nya di twitter bahwa satu dari dua anak perhari menjadi korban pelecehan sex yang melapor ke KPAI. Bisa Sobat GEMPA bayangkan itu terhitung bagi yang melapor, besar kemungkinan banyak diluar sana yang tidak melaporkan kondisi serupa ke KPAI untuk mendapat penanggulangan. KPAI sendiri menyatakan bahwa Indonesia kini dalam kondisi darurat kejahatan seksual anak. Dalam website resmi KPAI dikatakan bahwa pada tahun 2014 terdeteksi sebesar 62 persen dari semua kasus pelanggaran terhadap anak adalah pelecehan seksual. Erlinda sebagai Sekretaris KPAI mengatakan fenomena pelecahan seksual terhadap anak sudah sering diingatkan sejak 5-10 tahun lalu, namun pemerintah seperti abai dan tidak menganggapnya penting. Padahal dampak dari peleceha seksual pada anak sangatlah mengkhawatirkan.
Berbicara mengenai dampak psikologis sudah banyak para psikolog yang mulai menyampaikan betapa psikis anak sangat terganggu akibat pelecehan seksual. Menurut Psikolog Anak Maria M. Psi, dampak psikologis pada korban biasanya tidak berbeda jika ditinjau dari jenis kelamin anak. Dampak akan terlihat berbeda jika ditinjau dari karakteristik kepribadian atau temperamen anak. Anak yang cenderung terbuka, mudah beradaptasi dan bermuatan energi positif akan cenderung lebih mudah pulih dari trauma mereka. Sedangkan anak-anak yang cenderung tertutup, sulit beradaptasi, bermuatan energi negatif dan  sensitif akan membutuhkan waktu yang lebih lama dan upaya yang lebih besar untuk pulih dari trauma mereka. Selain karakteristik kepribadian, jenis pelecehan seksual yang dialami juga memberikan dampak yang berbeda. Pelecehan fisik biasanya meninggalkan trauma yang lebih besar dibandingkan pelecehan verbal. Selain itu, frekuensi dan durasi terjadinya pelecehan seksual juga berpengaruh terhadap dampak yang ditimbulkan. Semakin sering frekuensinya, atau semakin lama durasinya, maka trauma yang ditimbulkan pada anak juga semakin besar. Semakin besar trauma yang ditimbulkan, maka semakin panjang waktu pemulihan yang dibutuhkan. 
Psikolog Anak yang berpraktek di Jakarta barat ini juga menjelaskan mengenai dampak trama yang timbul pada psikis anak pasca terjadinya pelecehan seksual. Menurutya, keadaan trauma yang ditimbulkan sebagai dampak dari kejadian pelecehan seksual dapat terlihat dari perilaku korban. Seorang anak yang sedang dalam keadaan trauma biasanya menunjukkan adanya penurunan derajat aktivitas, penurunan minat sosialiasi, mengalami mimpi buruk, peningkatan perilaku cemas atau takut akan hal-hal yang sebelumnya tidak ia khawatirkan, bahkan kesulitan tidur. Jika hal tersebut tidak segera tertangani, maka anak tidak akan mampu menyesuaikan diri dan melakukan aktivitas sehari-hari sesuai dengan usianya. Hal tersebut berdampak sangat besar dalam optimalisasi tumbuh kembang anak.

                  Oleh karena itu melaui artikel ini GEMPA ingin mengajak Sobat GEMPA untuk lebih sadar akan bahayanya pelecehan seksual yang terjadi pada anak. Kita dapat menularkan kepedulian kita terhadap kondisi ini dengan menyebarkan informasi atas betapa buruknya dampak yang terjadi bila seorang anak terkena pelecehan seksual. Tentunya GEMPA sangat mengharapkan partisipasi para pembaca untuk menyebarkan informasi ini dengan berbagi link ini. Semakin banyak yang mengetahui dampak buruknya pelecehan seksual terhadap anak, diharapkan semakin tinggi pula kehati-hatian kita menjaga anak serta adik-adik kita dari perlakuan yang sangat berpengaruh buruk baginya kelak.



Subscribe to Our Blog Updates!




Share this article!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Return to top of page
Powered By Blogger | Design by Genesis Awesome | Blogger Template by Lord HTML